Senin, 23 Maret 2015

kebudayaan seni budaya di daerah NTB



Kebudayaan Nusa Tenggara Barat


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgENM_4iQKPwlR_f3PfugZPhC4oYFQ25EoSvrNRQpnNRsk2VLnxoLBnHrCQKc14UpzbfBjl0wckmy6r2DE4ZKVYIPQf5sIuqj-U8BfMOwUiFIPjpLBGWOWbjYLKIB9Jb4q-9TxLtCw_Z2Y/s200/logo-ntb.jpg
                Nusa Tenggara Barat adalah sebuah provinsi di Indonesia. Sesuai dengan namanya, provinsi ini meliputi bagian barat kepulauan Nusa Tenggara. Dua pulau terbesar di provinsi ini adalah Lombok yang terletak dibarat dan Sumbawa yang terletak ditimur. Ibukota provinsi ini adalah Kota Mataram yang berada di pulau Lombok.
                Sebagian besar dari penduduk Lombok berasal dari Suku Sasak , sementara Suku BIma dan Sumbawa merupakan kelompok etnis terbesar di Pulau Sumbawa. Mayoritas penduduk Nusa Tenggara Barat beragama Islam (96%).
                Provinsi Nusa Tenggara Barat mempunyai bermacam-macam kebudayaan , baik itu dalam hal seni tari , kerajinan tangan , pakaian adat , rumah adat , lagu daerah , alat music daerah ,  upacara adat ,  makanan khas daerah sampai obyek wisata.
                Seni tari daerah Nusa Tenggara Barat yaitu Tari Mpaa Lenggogo dan Tari Batu Nganga. Tari Mpaa Lenggogo merupakan sebuah tarian untuk menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW. Tarian ini sering dipertunjukkan pada upacara-upacara perkawinan atau upacara khitanan keluarga raja. Sedangkan Tari Batu Nganga merupakan sebuah tari berlatar belakang cerita rakyat yang mengisahkan tentang kecintaan rakyat terhadap putri raja yang masuk batu dan permohonan mereka agar sang putri dapat keluar dari dalam batu. Berikut ini adalah salah satu gambar Tari Mpaa Lenggogo dan Tari Batu Nganga.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCjQEjSIii8RolBYAyOOAHvfo8axHuaQy85SR3lk-iA1hIg4yw3ae63uFZ7ecxgnCZ-J2hYeTkfh3yx6enoqJJMwe5tcyLORxQNFYvnKDLzyV27OqUbu_5AAbjiS-NPl7IP9azBe4_Ca8/s1600/tari+batu+nganga.gif
                                                                     Tari Batu Nganga

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgVhC8mK_zGmvRUasMZrKgvlvh_uCOrS1YLYU2n6m1AL3EIUgvulxjN8vk2gh7GlWO6i8fEkuj-5dnQA4SsqXe_uqJWRpP6VTUTYioGH1GLCSTSLGojT3_EmKoC2JcVlGcSRpggjJsFXZI/s200/penari-lenggo-siwe.jpg
                                                                  Tari Mpaa Lenggogo


                Provinsi Nusa Tenggara Barat mempunyai beragam kerajinan tangan. Diantaranya adalah Gerabah Banyumulek dan Kain Tenun khas Nusa Tenggara Barat. Kerajinan tangan khas Busa Tenggara Barat ini telah dilakukan secara turun menurun sejak dahulu kala. Gerabah Banyumulek adalah kerajinan tangan khas Nusa Tenggara Barat yang dibuat dengan alat berupa lempengan bulat yang dapat diputar dengan tangan. Gerabah Banyumulek terbuat dari bahan tanah liat dan tanah liat tersebut dibentuk dengan alat pemutar , setelah jadi tanah liat yang tadi sudah dibentuk dijemur dan dibakar. Jadilah kerajinan tangan khas Nusa Tenggara Barat yang bernama Gerabah Banyumulek. Namun ada produk yang unik dan paling banyak laku di pasaran yakni adalah kendi maling. Kain tenun atau dikenal dengan kain songket adalah ciri khas dari Pulau Lombok. Kain songket merupakan kain tenunan yang dibuat dengan teknik menambah benang pakan, hiasan dibuat dengan menyisipkan benang perak, emas atau benang warna di atas benang lungsi. Terkadang juga ada yang dihiasi dengan manik-manik, kerang atau uang logam. Selain kain songket yang dikenal saat ini, ada cara pembuatan kain tenun dengan cara klasik. Pembuatan kain tenun dengan cara klasik ini dimulai dari mempersiapkan pembuatan benang serta pembuatan zat warna. Pembuatan benang secara tradisional dengan menggunakan pemberat yang diputar-putar dengan jari-jari tangan. Pemberat tersebut berbentuk seperti gasing terbuat dari kayu atau terakota. Bahan membuat benang selain dari kapas, bisa juga dari kulit kayu, serat pisang, serat nanas, daun palem dan sebagainya. Pembuatan zat warnanya terdiri dari dua warna yaitu biru dan merah. Warna biru didapatkan dari indigo atau Mirinda citrifonela atau mengkudu. Selain itu ada juga pewarna dari tumbuhan lain, seperti kesumba (sono keling). Motif kain songket Lombok bermacam-macam, ada motif ayam, motif kembang delapan, motif kembang empat dan masih banyak lagi motif-motif lainnya. 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhoc4c0PQV3tOie9AwxPt5pOPw4aA2oNw5SMXaPxCbuutzFzfidhHUt8elDHT1PaQNzwo6VFKOjh5Oll_fBS9susMLaKKbGIHgZrI3B2DVGyhIP-iqQQJejd-UEn9ChVTtGNm6tEbdRJHs/s320/gerabah-banyumulek-dindasaraswatiwp.jpg
                                                                     Gerabah Banyumulek
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjLp9NL7LodtCmU8h55wtCksiA0kdHRtpWPfzrcnFgsxKdF_6bqkg4kR8NSJPSFnl19tBFYfpT8nkPHzW_lFVb81deWkA4iZkeY64qbQpD9hlIuegc-lElzSSU3Zlr2IYgjt2o5uNAKH5o/s1600/kain+songket+motif+ayam.jpg
                                                              Kain Songket Motif Ayam
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhOdQCsQrgYYHUmJ4C-WE125rNlTF33zRGNVv7f0xSaIQ9ByTQBlUrFm1-UT6cbK93fpT54E8z5LqphGQBMUmelKbsx4WNzrXW5N7YNaV0kMN9XmVaspI9RjH6LYyUVS8bJYfYLdneaOzw/s320/sarung+tenun2.jpg
                                                                         Sarung Tenun

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEipLwM4-G0TGIfAEK9kBPl3ChIKsq7SytFBgJmqNtdU65wbuVpQb3LnfQOTCiKTwqyOkxfwyGxJGdQYNcP4zN3knvtCpYkxwjDPcY-d05GdpS4UgsVmv0PS1DzR3OV4okBqzik3wnemmZ8/s1600/tenun+dari+sutera.jpg
                                                                          Tenun dari sutera

                Pakaian adat Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah Pakaian Adat Lombok. Sedangkan Rumah Adat Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah Rumah Dalam Loka.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhR2Q3dRz7dv7_Hwcm8WpTEZvxZJHtVOdeReFR2U0skVB8hwg0e9zd3QL7_VeGG_I34ujA3GYEcARZ16yqVXNEcZZBIhSugtfVX39E0COVWWpR9WS-jUf84poojg1ZPoUY293-DJEtlt5o/s320/pakaian+adat.jpg

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjdaUx7VMUFdf1vZUywm5k9HMiU5N3iAqnpAOvQSnY4jLneMyCZh4n-V0TdJo-lgyJTTt2URubzUptZpmRgnA2HzRcyXUsrEtlpe1ehmwWHVikNvK4ZJAlfwFykf-1A0ES_J_lPIE0eUlI/s1600/rumah+adat.jpg
                                                               Rumah Adat Dalam Loka

                Lagu daerah provinsi Nusa Tenggara Barat  antara lain Pai Mura Rame, Desaku, Tutu Koda, Helele U Ala de Teang, Potong bebek, Anak Kambing Saya, O Nina Noi, Lereng Wutun, Bole Lebo, O Re Re dan Tebe Ona Na.
              Provinsi ini mempunyai alat music khas daerah seperti provinsi yang lainnya. Alat musik tersebut dinamakan Cungklik.

·      Upacara U’a Pua
Upacara U’a Pua merupakan sebuah tradisi masyarakat Lombok yang dipengaruhi oleh ajaran Islam. Upacara U’a Pua dilaksanakan bersamaan dengan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang juga dirangkai dengan penampilan atraksi Seni Budaya masyarakat Suku Mbojo (Bima) yang berlangsung selama 7 hari.Prosesi U’a Pua diawali dengan Pawai dari Istana Bima yang diikuti oleh semua Laskar Kesultanan, Keluarga Istana, Group Kesenian Tradisional Bima dengan dua Penari Lenggo yang dilengkapi dengan Upacara Ua Pua. Selama proses pawai berlangsung Group Kesenian terus memainkan Genda Mbojo, Silu dan Genda Lenggo. Ketika memasuki Istana, Penunggang Kuda menari dengan suka ria (Jara Sara’u), Sere, Soka dan lain-lain sampai Ketua Rombongan bertemu dengan Sultan yang diiringi dengan Penari Lenggo. Pada sa’at itu diserahkan ”Sere Pua” dan Al-Qur’an kepada Sultan.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhDG2wLszeU29NQZWgHXJRcKHTP68cYp13Jg-BCWoD7lBQ4mzpKWn1pkgctu3BP6TKzduu46H0kOQcMkrQ1uc8w6yPiJtCgphThMKhSbo-uvJVpYjbOYKkFwbm9TSIPzhDTDvxFgJc6h7I/s200/UA+PUA.JPG
 ·       Upacara Perang Topat
Upacara Perang Topat adalah salah satu upacara yang dilakukan oleh orang Sasak.
Perang Topat adalah upacara ritual sebagai perwujudan rasa terima kasih kepada tuhan atas kemakmuran berupa tanah yang subur, banyak hujan.
Upacara Perang Topat ditampilkan di Taman Lingsar oleh Masyarakat Hindu, Masyarakat Sasak dengan saling melemparkan Topat (Ketupat).
Upacara ini berlangsung setelah selesai “Pedande” memuja yaitu selama periode “Rokok Kembang Waru” sekitar pukul 17.30. Perang Topat dilaksanakan setiap tahun pada saat purnama ke 6 menurut Kalender Sasak atau sekitar Bulan Nopember –Desember.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDteGoCM-y5mtCjGujSmZgfIGWTxyZ4AY8gWYk0Q75c7IHxQZ6XR1i6-CsiEDD0SdO-TUYXFDRvEGa9CiRcg8mBsIOngCp1RWGnXENXC95tQWSfe4tT-kQ_w9mh6c74sT39mxRRy8bRRA/s320/PERANG+TOPAT20047_261481286466_90507546466_3856281_1699181_n.jpg


·       Bau Nyale
Upacara tahunan khas Sasak, antara Februari-Maret, di Pantai Seger Kuta, sekitar 65 km dari Mataram.
Menurut legenda, Nyale atau cacing laut merupakan reinkarnasi dari Putri Mandalika yaitu seorang Putri yang cantik dan berbudi luhur. Ia menceburkan dirinya ke laut karena tidak ingin mengecewakan para pangeran yang memperebutkannya.
Kemunculannya di pantai selatan Pulau Lombok hanya terjadi sekali setahun ditandai dengan keajaiban alam sebagai suatu karunia Tuhan kepada hambanya. Bagi masyarakat Lombok Selatan banyaknya Nyale yang muncul merupakan karunia Tuhan sebagai tanda akan mendapatkan hasil panen yang baik
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjz3sX7OjJRYBpmeLLPJ91ySD-iFyTviOTc4UPipKWh2DgTGLb3oBPmL2KsBPNQYmLGG4yEHL_PivVML1cgFdavssUU6VOye6qtWjfsMdaRAc1xG10gcqk9LLl3CehiN1tSOn_IznWinAQ/s320/BAu+nyale+2.jpg


Provinsi ini memiliki banyak makanan khas. Diantaranya adalah :
1. Sate Bulayak adalah makanan tradisional khas Nusa Tenggara Barat yangterbuat dari daging sapi yang dilumuri dengan bumbu khas Lombok dandisajikan dengan lontong. Bulayak sendiri ternyata diambil dari nama lontong khas yang mendampingi hidangan satenya. Bulayak ini mirip dengan lontong biasa, akan tetapi lebih mungil dengan bentuk mengerucut. Dibungkusnya pun tidak menggunakandaun pisang tetapi menggunakan daun aren dengan lilitan berbentuk spiral sehingga untuk membukanya harus dengan gerakan memutar, teksturnya yang lembut serta gurihnya (yang katanya karena penggunaan daun arensebagai bungkusnya) , dengan bumbu kacang yang merupakan bumbusatenya. Satenya sendiri pada umumnya adalah sate ayam atau sapi, terkadang diberikan jeroan juga. Yang unik memang ada di bumbunya, bumbu kacangnya tidak biasa. Terbuat dari kacang tanah sangrai tumbuk yangdirebus bersama santan serta beberapa bumbu dapur lainnya. Rasanyasekilas jadi seperti bumbu kari. Sate ini terdapat di kota Mataram.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQhorCP5fI7VPq8ztiP5zfQg22S1gu5TyWJOuwDXCPKxbJAVwsDMjqZ89DsgzuflWyI4YiRNgs8FdDSfmhoaOThlfqtGgGkphi9QefOBO9Ckwh-MW1syhyphenhyphenBRgWOne6QMDwOF2xr6y0JuQ/s1600/sate+bulayak+resize.jpg

2. Ayam Taliwang adalah makanan berbahan dasar ayam yang disajikan  bersama bumbu-bumbunya berupa cabai merah kering, bawang merah, bawang putih, tomat merah , terasi goring , kencur , gula Jawa, dan garam Disebut Ayam Taliwang karena masakan ayam berbumbu ini berasal dari Kampung Karang Taliwang , Kelurahan Cakra Utara , Kecamatan Cakranegara , Kota Mataram , Nusa Tenggara Barat (NTB). Ada cerita, bumbu ayam dahulu kala ditemukan oleh H Murad(alrmarhum) dan istrinya, Salmah dari Karang Taliwang, tetapi waktunyatidak dapat dirunut lagi.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg05ikuoXOVR2h_uk2eMY9C_adVV88g6daYHFqLFCWZwolJDcdTbA-hN3BV4gjwwCr96j9T_1F2ARqLNnvJgc3bZrLQafy2ToK8TWLpjQ4T7rFVg65EFQz8Ngk3a_Pm6xTAmJqsRFCcnLg/s200/ayam+taliwang.jpg


3. Plecing kangkung adalah masakan khas Indonesia yang berasal dari Lombok . Plecing kangkung terdiri dari kangkung yang direbus dan disajikan dalam keadaan dingin dan segar dengan saus sambal terasi, tomat, toge,kacang, dan jeruk nipis.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiB4wQGIGBpSPJ4MHQ0w21_Na_cEmv-KpKHzWErpWz0sqMZ1o4vIO_Px_bIbwpq7Vf2wlQBJJALxa3WKgCZCJuWiIkvuysTqVG1iKt5gJcHwE8WKEq2ev6dczfBlIdzs2B1p0DBA4NG9jg/s1600/plecing+kangkung.jpg

4. Jaje Tunjak Lapis poteng
Makanan khas Lombok Timur ini selalu hadir saat Lebaran. Bentuknya mirip penganan Betawi, tapai uli, yakni tapai ketan yang dimakan bersamaketan kukus. Jaje tunjak dibuat dari ketan bercampur parutan kelapa, dan dikukus dengan sedikit garam. Sedangkan poteng adalah tapai ketan yang dalam proses pembuatannya dicampur dengan perasan daun satu atau daun sager. Rasanyamanis dan gurih.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgvNY0GwhQU0yXoAacB9UDdsGRWDzu3JD_Wo_B4Rxp0KR31AIzW-nJMTsz3zhip3YYYKoVlQ95SMFLKTLzikOkSDOGu_AvDl3yiBzFLAGCnsWL8wi0bxX1NjNcBMUahpZMtLvpXaDStwRo/s1600/jaje+tunjak+lapispoteng.jpg

5. "SATE PUSUT"
Pulau Lombok yang merupakan salah satu daerah di Porvinsi NusaTenggara Barat (NTB) memiliki banyak makanan-makanan tradisional yang khas. Salah satu menu makanan khas daerah setempat adalah sate pusut.Cara masak sate ini layaknya juga sate pada umumnya , yakni dibakar atau dipanggang. Tapi yang membedakan sate ini dengan sate lainnya , adalah rasanya. Rasa sate pusut sangat lezat. Menurut para penjual sate pusut di Lombok , untuk membuat sate sebanyak enam porsi dibutuhkan bahan berupa 500 gram daging has , enam lembar daun jeruk , 150 mililiter santan , satu sendok garam , satu sendok gula merak , setengah sendok lada dan daun jeruk nipis secukupnya. Sementara itu, bumbu yang terdiri delapan bawang merah, empat siung bawang putih, enam cabai merah dan ketumbar secukupnya, dihaluskan. Cara membuat sate pusut, daging diiris tipis selebar sekitar tiga centimeter dan dipukul sampai melebar. Daging itu kemudian diaduk dengan bumbuhalus, santan, daun jeruk, garam, dan lada, sampai rata.Setelah didiamkan sekitar seperampat jam, daging ditusukkan ke tusukansate. Tiap tusuk sekitar 3-4 potong. Jika sudah ditusukkan, maka dagingsudah siap dibakar/dipanggang sampai matang.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwgNYEI_6WKoZXNxm3EZx6givN6ZaxywAS7akv_xrGg9MBT5_VI1MvgbelxbNZ5kyiV8ffW5VZvKaRIbHGQL-J-zKYoSVMnb8pCq5izBoqCB3oxGPyynSa9JWuZvT8_5faQWb_QFaieko/s1600/sate+pusut.jpg

6. Sate Tanjung
Sebagian masyarakat menyebut menu masakan sate dengan bahan baku yang dibuatnya, seperti sate kambing, sate ayam, sate ikan dan lainsebagainya. Tapi, ada pula sebagian masyarakat menyebut sate dengan cita rasa yang dibawa dari daerah asal , seperti Sate Madura dan SateTanjung di Lombok. Nah, lain daerah lain pula citarasanya. Sate Tanjung misalnya, sate berbahan baku ikan ini juga memiliki cita rasa khas, gurih dan pedas. Nama Tanjung yang merupakan nama salah satu daerah di Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, itu selalu melekat dalam nama menu masakan sate ini. Sebab, selain cita rasanya yang khas, menu ini diyakini juga asli daerah Tanjung adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Lombok Utara , sedangkan Kabupaten Lombok Utara sendiri sebelumnya merupakan wilayah Kabupaten Lombok Barat. Kabupaten Lombok Utara merupakan pemekaran dari Kabupaten Lombok Barat. Peresmian pemekaran itu berbarengan dengan pelantikan H Lalu Bakri sebagai Penjabat Bupati pada 30 Desember 2008. Sepanjang jalan dari perempatanPamenang menuju pusat Kota Lombok Utara, banyak penjual sate ikan. Salah satu yang sudah lama menjanjakan menu masakan ituadalah di tepi jalan Pasar Tanjung.Sate Tanjung diantaranya berbahan baku ikan cakalang, santan , merica , bawang putih dan rempah-rempah. Cara memasaknya pun relatif mudah. Ikan cakalang yang sudah dipotong-potong dicampur bumbu dan selanjutnya dipanggang. Sate ikan cakalang khas Tanjung enak untuk dinikmati dalam keadaan panas bersama lontong atau nasi, sesuai selera. Rasa gurih dari daging dansantan serta pedas dari merica dan rempah-rempah sangat terasa.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg8dtS9IVNkFs74dm1EWVT0q5gHAZeFtUuNAeu-k6MMx3wZhGQPoE2z7eEfUgW4kuRZP0oT9BlpSVF1NqzQNbuIFgfNcIAz3TpFJMKW_xHB6Y9an_9pLWhvZEyfNu7otZiCTUmuvVmo-WI/s1600/sate+tanjung.JPG

7. Nasi Terara
Nasi putih, sayur bening komaq, ayam kuah pedas berikut ayam goreng,makanan-makanan ini bisa kita temukan di Mataram, Ibukota Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) ke Kabupaten Lombok Timur, maka akan melintasi kawasan Kecamatan Terara. Sayur bening komaq adalah sayur  bening yang bahannya dari kacang-kacangan. Sedangkan ayam kuah pedas berbahan daging ayam muda dimasak santan dengan cabe yang cukup pedas.Sementara ayam goreng juga berbahan daging ayam muda tapi digoreng kering dan renyah.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiSGEvj4R9gWqsYO5rQcbmT8yLoYPq3nkZSILGU2C7vz3chEW_RK03Jw7q0DTRf0kCmyqcatcFNwZPjfErYTUIylpesNFHf8I-aPH8jmCvrS_bH0stRsBjdD8mBqRAxAGw8oq_nJ56bN-8/s1600/nasi+terara.jpg


                 Sama seperti halnya Provinsi lain, Kepulauan Nusa Tenggara Barat juga memiliki berbagai obyek wisata yang indah. Tempat wisata alam tersebut antara lain :

* Pantai Senggigi
Pantai senggigi merupakan salah satu pantai yang terkenal di Lombok. Pantai ini terletak kurang lebih 12 kilometer dari pusat kota Mataram (Ibukota Provinsi NTB). Pesisir pantai ini masih cukup asri dan pemandangan bawah lautnya cukup indah, sehingga kita dapat melakukan aktivitas snorkeling atau kano ketika ombak tidak terlalu besar. Suasana romantis pun dapat kita temukan saat mataari terbenam dipantai ini. Di sekitar pantai senggigi yang terbentang sepanjang 10 km ini dapat kita temukan berbagai hotel berbintang serta hotel kelas melati yang harganya cukup terjangkau. Selain itu, terdapat juga café, night club, serta pasar seni senggigi yang berada di wilayah jalan raya Senggigi.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEikznXB63e0rdVaRoOIqQBHMtWLJ7dnwblgiOICdh__3b7n4mkg88yR8CU-hm_v00Ua_KrfRRAWmuigT2I204YjsXxT1vg_tLRS3bQhegEoRz5ajdK-ZiImkfGdJGl9g1z8JJ9VZhMmQsE/s320/senggigi-beach-image-25.jpg

* Batu Bolong

Masih berada di wilayah Pantai Senggigi, dapat kita juga tempat yang bernama Batu Bolong. Tempat ini merupakan batu karang yang terdapat lubang ditengahnya sehingga dinamakan Batu Bolong. Di tempat ini terdapat sebuah pura yang dijadikan sebagai tempat sembahyang para umat hidhu. Keunikan batu karang yang bolong itu menjadikan tempat ini banyak dikunjungi wisatawan. Dan dari sini pula dapat terlihat pemandangan Gunung Agung yang berada di Bali.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgSalme5GaXPjQRyqfyNMxcs0wCsR6Awa3fqvI6Co0txFwbT61WoaEq2vNnIwJF1HEYpM9mil-UXwDuHbXprsmiWBIQf7z9Tb8aYQlBFespZoWEbALvAaO3sfzZ0CSLYqzDXPgbJfuWkIg/s1600/Batu+Bolong+03.jpg

* Gili Trawangan

Di Lombok, terdapat pulau-pulau kecil atau sering disebut gili oleh masyarakat Lombok dan sekitarnya. Ada 3 (tiga) gili yang terkenal di pulau Lombok, yaitu Gili Trawangan, Gili Meno, serta Gili Air. Gili Trawangan merupakan gili terbesar dari ketiga gili yang ada dengan panjang 3 km dan lebar 2 km. Tempat ini dapat ditempuh sekitar setengah jam dari Bangsal (sebuah dermaga yang terletak di wilayah Senggigi). Pulau ini terkenal dengan julukan ‘Party Island’ karena suasana pesta dapat kita jumpai setiap malam. Selain itu, panorama bawah laut yang indah serta gradasi pantainya, membuat pulau ini sering dikunjungi dan dijadikan tempat diving oleh wisatawan, baik lokal maupun asing. Di pulau ini tidak terdapat kendaraan bermotor karena sarana transportasi yang biasa digunakan adalah sepeda serta cidomo (kereta kuda).
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjBjADJh-3whXAw679eIxqRCJmnILlG8ybhUp7Yxzv6uzesB4awxM1dEuhaWLS6Ar8TBBVUpnpfd7J5x_QfeDP3nzFHTJLwOKbXHuzBH3QjIiHUojUp2_CSlIdzRz8u0DS1-M1G9W-N5ss/s200/gili1.jpg

* Taman Narmada

Selain pantai, Lombok juga mempunyai tempat wisata yang bernama Taman Narmada. Tempat ini terkenal karena terdapat sumber air yang dikatakan sebagai sumber air awet muda karena banyak yang percaya bahwa air tersebut berkhasiat untuk awet muda. Taman Narmada terletak di 10 kilometer dari pusat kota. Konon katanya, tempat ini merupakan replika dari Gunung Rinjani dan dibangun oleh Raja Anak Agung Gde Ngurah Karangasem. Tempat ini dibangun  karena raja tersebut sudah terlalu tua dan tidak dapat melakukan ritual di Gunung Rinjani lagi. Taman ini terdiri dari beberapa bangunan yang dulu digunakan sebagai tempat peristirahatan raja. Tempat ini cocok dijadikan sebagai tempat rekreasi karena didalamnya juga terdapat kolam renang serta outbound.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2jxC2DLSwUR-4NFPY7_j6qj6C4b9nqrGehB8Zfro6XZXtjcHxKF0yHk1MytAFO9MmmnW50RuAa3aFBKRDdL_pfmpF6eyJOucvaJM25nU2JL8dTdK7DwHoWKtVgvXHr-RTkqOlWy-sPmQ/s320/taman-narmada-lombokwisatacom.jpg

* Gunung Rinjani

Gunung Rinjani merupakan gunung tertinggi ketiga di Indonesia yang terletak di bagian utara Pulau Lombok. Gunung ini menjadi salah satu gunung terfavorit bagi para trecking atau pendaki gunung karena keindahan panoramanya serta keindahan Danau Segara Anak yang terletak di tengah-tengah gunung tersebut. Gunung ini memiliki ketinggian sekitar 3.762 meter dpl. Untuk menuju kesana, kita dapat menempuh dua rute, yaitu rute Senaru serta rute Sembalun.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhP2IdURT8znaw1ERgpXakRzLDkHUOYQZB-M0Rk2tOADKnELz2josvrsjIOuunBybbCzsFFbmgP0qwO-2qgrnxXHwWn8xKntqpZuWLg60hWLbz9YmzJPhz-0Oey0RxCbbtwhKd6D2DsYyM/s320/Gunung-Rinjani-Lombok.jpg

*AirTerjunSendangGile

Air Terjun Sendang Gile terletak di desa Senaru dan masih berada dalam kawasan Gunung Rinjani. Tempat ini dapat ditempuh sekitar 2 jam perjalanan dari kota Mataram. Air terjun ini memiliki ketinggian sekitar 31 meter, sehingga deburan airnya cukup deras. Karena masih berada di daerah pegunungan, air di wilayah ini cukup dingin. Suasana pegunungan serta suhu udara yang dingin dilokasi ini dapat membuat kita betah untuk menikmati lokasi air terjun tersebut. Namun sayangnya, untuk menuju dan meninggalkan tempat ini kita harus melewati sekitar 315 anak tangga yang membuat tenaga kita cukup terkuras. Namun, keindahan pemandangan yang kita dapatkan di tempat ini akan membayar rasa lelah yang kita rasakan.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiuEVlOGtaqofUpYozOWO8x9BolRY8IuXE1EyDcuwvj_w0n98FXnzDBVbDoqxq_2rrniw4UYZ1C8HHtaA8NJ3hRFzHldxMAk1qyAW5F3PhsjNJItRRVUN84Eb6Wtf0qXG4V7YlXO43Pxhw/s320/sendanggila2a.jpg


* Pura Lingsar

Pura Lingsar adalah salah satu objek wisata historikal dan budaya di daerah lombok barat,pura ini terletak sekitar 15 km dari mataram, Nusa tenggara Barat. Menurut cerita yang saya dapat dari warga sekitar, pura ini dibangun sekitar tahun 1759 oleh Anak Agung Ngurah. Anak agung ngurah ini adalahraja dari kerajaan karang asem pada saat itu.

Dalam Pura ini mengalir sebuah mata air yang dianggap suci oleh sebagian penduduk karena dipercaya mampu memberikan peruntungan. Di dalam mata air tersebut, ada ikan julit (ikan yang mirip belut) yang berumur ratusan tahun. Apabila seorang wisatawan mengunjungi kolam ini dan ikan tersebut kebetulan keluar, ini menandakan kebaikan bagi wisatawan itu. Karenanya, para wisatawan biasanya menggunakan berbagai cara agar ikan tersebut bisa keluar, di antaranya memancingnya dengan sebutir telur.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjIz9rbg32mvBF4r0MFn1mI7JivEUicht0PVH1lIggaEy4eHKhna02TX090vWqX4RINLwAZrb0xpl7NpgvRjREiFvDqowLJaW9N4-Ws1hCsTzjfF6lagTYJ5hLB2UYIqwJQ3EyqRORUBOI/s320/ppura+lingsar.jpg

* Taman Air Mayura
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9SYGXT0EpOpqt0INK_vd5iDfLz6gd9vTGH3hyGixcQz25yYuLdylYHT5cxmJhEJfBUfICUJEyjUrmLiCiZafWgbMKQTo1BMk3Csns9knqybekbP-tSWvaFjztXt1gW9nf8_JmrwuHAC0/s200/istana-air-mayura.jpg

Berkunjung ke Provinsi  Nusa Tenggara Barat akan semakin lengkap bila anda menyempatkan diri mampir ke Taman  Air Mayura. Mayura adalah paduan unik dan khas dari konsep taman, kolam serta  pura ibadah. Bangunan yang masih kental dengan corak Bali, Jawa dan Lombok ini  dibangun pada masa ketika Kerajaan Bali masih berkuasa di Pulau Lombok, tepatnya pada tahun 1744 M. oleh Raja A.A. Made  Karangasem. Bangunan ini pada awalnya bernama Taman Istana Kelepug. Nama  tersebut diambil dari suara yang muncul (kelepug-kelepug) karena  derasnya air yang keluar dari mata air di tengah kolam dalam taman tersebut.
Pada masa Kerajaan  Mataram, taman ini mengalami proses renovasi sekitar tahun 1866 yang dititahkan  langsung oleh Raja A.A. Ngurah Karangasem. Tidak hanya bangunan fisik, nama Istana  Kelepugpun diganti menjadi Istana Mayura. Kata â€Å“mayura†sendiri berasal dari Bahasa  Sansekerta yang berarti burung merak. Konon, pada masa Raja A.A. Ngurah  Karangasem, banyak ular berkeliaran di taman Istana sehingga mengganggu aktivitas kerajaan. Beberapa penasehat menyarankan agar di sekitar taman ini dipelihara burung  merak yang suka memangsa ular sehingga Istana menjadi aman.
Letaknya yang  strategis serta nilai sejarah yang banyak terkandung di dalamnya menjadikan  lokasi wisata ini sering dikunjungi oleh wisatawan baik lokal maupun  mancanegara.

    Demikianlah sekilas info mengenai kebudayaan daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat. Kalau ada yang kurang , mohon kritiknya dari pembaca. Makasih ^^



Seni Pertunjukan Di Arena Budaya
KESENIAN dan budaya sebuah daerah bisa mencirikan jati diri daerah tersebut. Kesenian dan budaya merupakan gerbang utama untuk menarik perhatian para wisatawan untuk melakukan kunjungan ke daerah tersebut. Juga bersifat mempererat tli persahabatan dan kebersamaan dalam masyarakat. Seperti diketahui bersama, indonesia memiliki beragam kesenian dan budaya yag tersebar di seluruh provinsi dan daerah-daerah. Tiap daerah tentu saja memiliki kesenian dan kebudayaan masing-masing.
Kesenian dan budaya tersebut banyak dikenal oleh masyarakat melalui banyak cara. Mulai dari membaca buku, majalah atau koran. Ada juga yang mengetahinya melalui  tontonan pertunjukan secara langsung ataupun melalui media televisi. Dengan begitu, masing-masing masyarakat yang berasal dari daerahnya dapat saling mengenal kesenian dan kebudayaan dari daerah lain, bagitu pula sebaliknya.
Kota mataram sebagi ibukota provinsi  Nusa Tenggara Barat hingga kini masih terus memberikan perhatian terhadap perkembangan dan kemajuan kesenian dan kebudayaan yang ada di kota ini. Bukan hanya kesenian dan kebudayaan yang berasal dari pulau lombok saja, namun juga kesenian yang berasal dari bali, sumbawa dan Dompu-bima.
Untuk memperkenalkan kesenian dan kebudayaan yang anda, terdapat sebuah gedung yang biasa disebut dengan nama gedung arena budaya.
Arena budaya kerap dijadikan lokasi dalam melakukan pertunjukan kesenian dan kebudayaan. Jenisnya pun sangat beragam. Mulai dari pertunjukan seni musik, seni tari, seni lukis, seni peran atau teater, seni fotografi maupun bentuk-bentuk kesenian lainnya. Arena buadaya dibangun bertujuan untuk memberikan informasi tentang seeni dan budaya, ajng belanja dan bertukar pengetahuan dan wadah untuk mengembangkan bakat warga dan masyarakat yang ada di kota mataram dan NTB umumnya.
Tidak sia-sia, keberadaan arena bud aya hingga saat ini telah banyak memberikan dampak posotif bagi kmajuan kesenian dan kebudayaan di Mataram. Arena budaya hingga kini telaah menjadi wadah mempertunjukkan beragam kesenian serta bermacam-macam kebudayaan kepada masyarakat mataram. Selain masyarakat yang berasal dari kota mataram, pertunjukan seni dan budaya yag kerap menggali informasi tentang beragam kebudayaan dan kesenian yang ada.
Bahkan tidak jarang dari para wiasatawan tersebut belajar beberapa kesenian serta kebudayaan yang sering dipertunjukkan di gedung ini. Wisatawan yang datang berlibur ke kota ini berasal dari berbagai daerah di indonesia, namun yang terbayak dari mancanegara.
Jika anda berkunjung ke gedung arena budaya ini, tentunya akan menyenangkan dengan menyaksikan berbagai jenis kesenian yang dipertunjukkan di sini. Selain itu, tentu pengetahuan anda akan kesenian an budaya yang berasal dari lombok, bali, dompu-bima dan sumbawa, semakin bertambah.
Lokasi gedung arena budaya berada di pusat kota mataram. Untuk mencapai lokasi ini, anda bisa menggunakan taksi menuju jalan majapahit. (Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Mataram / Buku Ayo Ke Mataram).

Upacara Adat
Ada beberapa upacara adat yang biasa di lakukan oleh masyarakat NTB untuk memperingati hari-hari tertentu seperti : Upacara U’a Pua dan Upacara Perang Topat.
Upacara U’a Pua merupakan sebuah tradisi masyarakat Lombok yang dipengaruhi oleh ajaran Islam. Upacara U’a Pua dilaksanakan bersamaan dengan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang juga dirangkai dengan penampilan atraksi Seni Budaya masyarakat Suku Mbojo (Bima) yang berlangsung selama 7 hari.Prosesi U’a Pua diawali dengan Pawai dari Istana Bima yang diikuti oleh semua Laskar Kesultanan, Keluarga Istana, Group Kesenian Tradisional Bima dengan dua Penari Lenggo yang dilengkapi dengan Upacara Ua Pua. Selama proses pawai berlangsung Group Kesenian terus memainkan Genda Mbojo, Silu dan Genda Lenggo. Ketika memasuki Istana, Penunggang Kuda menari dengan suka ria (Jara Sara’u), Sere, Soka dan lain-lain sampai Ketua Rombongan bertemu dengan Sultan yang diiringi dengan Penari Lenggo. Pada sa’at itu diserahkan ”Sere Pua” dan Al-Qur’an kepada Sultan. 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgvK7Cs1ZhxFguVHvrKuF41Vkj6dgKzTuoJCgYmTxVkLh4W_LqkSiy5a3upXewHYxH92j9ptJr9hYqx2kCvMBcyM-mUuvrX17lxBkjLFA-zpti4Eq3uIsupkilWXlZp9r7lx0UGgxjW3Wln/s320/UA+PUA.JPG
Upacara Perang Topat adalah salah satu upacara yang dilakukan oleh orang Sasak. Perang Topat adalah upacara ritual sebagai perwujudan rasa terima kasih kepada tuhan atas kemakmuran berupa tanah yang subur, banyak hujan. Upacara Perang Topat ditampilkan di Taman Lingsar oleh Masyarakat Hindu, Masyarakat Sasak dengan saling melemparkan Topat (Ketupat). Upacara ini berlangsung setelah selesai “Pedande” memuja yaitu selama periode “Rokok Kembang Waru” sekitar pukul 17.30. Perang Topat dilaksanakan setiap tahun pada saat purnama ke 6 menurut Kalender Sasak atau sekitar Bulan Nopember –Desember.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihSYU9vBN6D4VNDuNonzb0rPBrLQGJacEgHWc9dxzkYNoespv9x9DYmbfZb3v_NtHOeOaiCpPemb5kjPQ-4lsX9FVj-tNOyM79fhbBLIDdLNmM2Rk1q7pvtr0d5ZCfgFygOKQq3_dK2QK6/s200/Upacara-Perang-Topat_articleimage.jpg

Alat Musik
NTB pun memilikibanyak  alat musik tradisional yang berasal dari daerah ini, kali ini saya akan membahas beberapa alat music diantaranya :
Genggong pada umumnya hanya memainkan lagu-lagu yang berlaras Slendro. Untuk membunyikannya, genggong dipegang dengan tangan kiri dan menempelkannya ke bibir. Tangan kanan memetik lidahnya dengan jalan menarik tali benang yang diikatkan pada ujungnya. perubahan nada dalam melodi genggong dilakukan dengan mengolah posisi atau merubah rongga mulut yang berfungsi sebagai resonator.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgvCBXbjXT5oeUlv_dch1FhO7918Nvk51_kSIf7UNCSp2XIDfSlNNUn1aOBK6KXs18Mf_jPK9KxQSAceZKeSIG1JFZAaE2vxcba4VUTF0u_xXdp6nhcIhhPA_re61Cny4EbaAudFvqKyqlx/s200/images.jpg
Idiokordo adalah Alat musik yang seperti siter berdawai tiga dengan cara di petik.
Alat musik ini disebut juga Tatabuhan.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjSRqhiYRCzftZfKMQpgMRTj_NmdkLI7dxawV1R0_JtykA65kpTfd2xxgP3nF0cvAZ96vw2XC01ACzBXsRmk0S2IlUtJb6n5QZMiTAY74LVT_hhT5UKSSywJ2hkIAPzsukyfhYFgHBHBLRp/s320/Idiokardo.png
Sarone adalah sebuah alat musik tiup. Alat musik ini  termasuk golongan aerofon yang berlidah. Sarone, dibuat dari dua bahan pokok yaitu buluh ( jenis bambu kecil) dan daun lontar. Terdapat lubang di alat music ini, ada yang berlubang 5 bahkan 6.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwowS7l35YefneDjqsk32uFi7f9VPVX1j03z4F3GUGcyd87C_SDxd1HfAXwkRSsyMD4gAswGTKPu4HsSVyeCAoAzNncA2-cRcHCq1CuEKuXiHTjxPC1eJFDCrJeavO4Vj_eduKpXMUyEAU/s1600/Gambar+Sarone+Bima.jpg

Sudah dijelaskan beberapa kebudayaan dan kesenian yang ada di daerah Nusa Tenggara Barat. Sebenarnya masih banyak kesenian dan kebudayaan yang di miliki oleh daerah ini, namun saya hanya menyebutkan beberapa diantaranya. Dengan kemajuan teknologi yang ada saat ini kita mampu mengetahui kebudayaan yang ada di Indonesia itu dengan mudah, dan mampu membuat kita bangga dengan kekayaan budaya yang di miliki Tanah Air, dan mampu membuat kita lebih cinta dengan Tanah Air. Dan sebagai generasi penerus bangsa yang baik sudah sepatutnya kita menjaga dan melestarikan budaya leluhur agar tidak punah dimakan oleh era modern dan budaya asing yang semakin meningkat
Ragam Kesenian
2.9.1.  Slober
Kesenian slober adalah salah satu jenis musik tradisional Lombok yang tergolong cukup tua, alat-alat musik nya sangat unik dan sederhana yang terbuat dari pelepah enau yang panjang nya 1 jengkal dan lebar 3 cm.
Kesenian slober didukung juga dengan peralatan lainnya yaitu gendang, petuk, rincik, gambus, seruling. Nama kesenian slober diambil dari salah seorang warga desa Pengadangan Kecamatan Pringgasela yang bernama Amaq Asih alias Amaq Slober. Kesenian ini salah satu kesenian yang masih eksis sampai saat ini yang biasanya dimainkan pada setiap bulan purnama.

2.9.2.  Tari Jangger
Kesenian tari jangger ini masih dipertahankan sebagai tontonan yang biasanya dipentaskan pada acara perkawinan, sunatan, ulang tahun dan Iain-lain. Kesenian ini merupakan tarian yang dilakukan oleh perempuan yang melantunkan tembang-tembang yang di iringi oleh musik gamelan Lombok.
Kesenian tari  jangger ini sekarang pementasannya tidak hanya dilakukan pada acara tertentu saja melainkan sudah masuk dalam agenda yang dilakukan di kantor-kantor atau hotel-hotel dalam rangka menghibur para tamu.

2.9.3.  Tari Wura Bongi Monca
Seni budaya tradisional Bima berkembang cukup pesat pada masa pemerintahan sultan Abdul Kahir Sirajuddin, sultan Bima ke-2 yang memerintah antara tahun 1640-1682 M. Salah satunya adalah Tarian Selamat Datang atau dalam bahasa Bima dikenal dengan Tarian Wura Bongi Monca. Gongi Monca adalah beras kuning. Jadi tarian ini adalah Tarian menabur Beras Kuning kepada rombongan tamu yang datang berkunjung.
     Tarian ini biasanya digelar pada acara-acara penyabutan tamu baik secara formal maupun informal. Pada masa kesultanan tarian ini biasa digelar untuk menyambut tamu-tamu sultan. Tarian ini dimainkan oleh 4 sampai 6 remaja putri dalam alunan gerakan yang lemah lembut disertai senyuman sambil menabur beras kuning kearah tamu, Karena dalam falsafah masyarakat Bima tamu adalah raja dan dapat membawa rezeki bagi rakyat dan negeri.

2.9.4.  Tari Lenggo
Tari Lenggo ada dua jenis yaitu Tari Lenggo Melayu dan Lenggo Mbojo. Lenggo Melayu diciptakan oleh salah seorang mubalig dari Pagaruyung Sumatera Barat yang bernama Datuk Raja Lelo pada tahun 1070 H. Tarian ini memang khusus diciptakan untuk upacara Adat Hanta UA Pua dan dipertunjukkan pertama kali di Oi Ule (Pantai Ule sekarang) dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Lenggo Melayu juga dalam bahasa Bima disebut Lenggo Mone karena dibawakan oleh 4 orang remaja pria.
     Terinspirasi dari gerakan Lenggo Melayu, setahun kemudian tepatnya pada tahun 1071 H, Sultan Abdul Khair Sirajuddin menciptakan Lenggo Mbojo yang diperankan oleh 4 orang penari perempuan. Lenggo Mbojo juga disebut Lenggo Siwe. Nah, jadilah perpaduan Lenggo Melayu dan Lenggo Mbojo yang pada perkembangan selanjutnya dikenal dengan Lenggo UA PUA. Tarian Lenggo selalu dipertunjukkan pada saat Upacara Adat Hanta UA PUA terutama pada saat rombongan penghulu Melayu mamasuki pelataran Istana.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEikYqsyzJjHYfAjgFwIJK_3swfOYCoRoCRwIT6Pmy9HajWuTlKFK9h9rV6pg8pyFxHa7YL1pEaoRfPMaeExBOvWcGczmx7RhfkV7mnd9nQb3_l3eLwjoWMhYqUngEMctVWND3dvEuT8jT0/s320/tarilenggo.JPG

2.9.5.  Rawa Mbojo
Salah satu seni budaya Mbojo yang merupakan ajang hiburan masyarakat tempo dulu adalah Rawa Mbojo. Seni ini adalah salah satu media penyampaian pesan dan nasehat yang disuguhkan terutama pada malam hari saat-saat penen sambil memasukkan padi di lumbung. Senandung Rawa Mbojo yang di-iringi gesekan Biola berpadu dengan syair dan pantun yang penuh petuah adalah pelepasan lelah dan pembeli semangat kepada warga yang melakukan aktifitas di tiap-tiap rumah. Sebagai selingan, dihadirkan pula seorang pawang cerita yang membawakan dongeng-dongeng yang menarik dan penuh makna kehidupan.
Syair dan senandung Rawa Mbojo didominasi pantun khas Bima yang berisi nasehat dan petuah, kadang pula jenaka dan menggelitik. Ini adalah sebuah warisan budaya tutur yang tak ternilai unuk generasi. Dalam Rawa Mbojo terdapat beragam lirik yang dikenal dengan istilah Ntoro. Ada Ntoko Tambora, Ntoko Lopi Penge, dan Ntoko lainnya. Tiap Ntoko memiliki khas masing-masing. Misalnya Ntoko Tambora dilantunkan dalam syair dan irama yang mengambarkan kemegahan alam. Ntoko Lopi Penge mengambarkan suasana laut dan gelombang. Syair dan pantun yang dilantunkan pun dikemukakan secara spontan sesuai keadaan. Itulah kelebihan dari para pelantun Rawa Mbojo. Meskipun tidak bisa membaca dan menulis, namn mereka sangan pawai melantunkannya secara spontanitas.

2.9.6.  Hadrah Rebana
Jenis atraksi kesenian ini telah berkembang pesat sejak abad ke-16. Hadrah Rebana merupakan jenis atraksi yang telah mendapat pengaruh ajaran islam. Syair lagu yang dinyanikan adalah lagu-lagu dalam bahasa Arab dan biasanya mengandung pesan-pesan rohani. Dengan berbekal 3 buah Rebana dan 6 sampai 12 penari, mereka mendendangkan lagu-lagu seperti Marhaban dan lain-lain. Hadrah Rebana biasa digelar pada acara WA’A CO’I (Antar Mahar), Sunatan maupun Khataman Alqur’an. Hingga saat ini Hadrah Rebana telah berkembang pesat sampai ke seluruh pelosok. Hal yang menggembirakan adalah Hadrah Rebana ini terus berkembang dan dikreasi oleh seniman di Bima. Dan banyak sekali karya-karya gerakan dan lagu-lagu yang mengiringi permainan Hadrah Rebana ini.
Semua atraksi kesenian dan tari-tarian ini oleh Pemerintah Kota Bima selalu di gelar pada setiap perayaan hari-hari besar daerah, propinsi dan nasional bahkan untuk menyambut para tamu-tamu pemerintahan, wisatawan dan kegiatan-kegiatan ceremonial lainnya yang terpusat di Paruga Nae (tempat khusus pagelaran seni budaya dengan arsitektur khas tradisional rumah adat Bima).
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjj6Q7d1NGnzjYz9C4k9PKQNwm40x2nFOw3EEd1-0sTO6wGXeb9aMoz6UkT7xJmvv3ciusu_7q-m774hxbIAkWwl9tNgq-4765EH3V8tkSxQTrTMwUlynihtJGorHzC0mplVLQokhN7BRI/s320/tari.JPG


2.10.    Tradisi Masyarakat
2.10.1.       Budaya Nyongkolan di Lombok
Nyongkolan adalah sebuah kegiatan adat yang menyertai rangkaian acara dalam prosesi perkawinan pada suku sasak di Lombok, Nusa Tenggara Barat. kegiatan ini berupa arak-arakan kedua mempelai dari rumah mempelai pria ke rumah mempelai wanita, dengan diiringi keluarga dan kerabat mempelai pria, memakai baju adat, serta rombongan musik yang bisa gamelan atau kelompok penabuh rebana, atau disertai Gendang beleq pada kalangan bangsawan. Dalam pelaksanaannya, karena faktor jarak, maka prosesi ini tidak dilakukan secara harfiah, tetapi biasanya rombongan mulai berjalan dari jarak 1-0,5 km dari rumah mempelai wanita.
Tujuan dari prosesi ini adalah untuk memperkenalkan pasangan mempelai tersebut ke masyarakat, terutama pada kalangan kerabat maupun masyarakat dimana mempelai perempuan tinggal, karena biasanya seluruh rangkaian acara pernikahan dilaksanakan di pihak mempelai laki-laki.
Masyarakat yang akan melakukan nyongkolan semuanya memakai pakaian adat Lombok, yakni untuk laki-laki memakai baju piama warna hitam, ikat kepala dan menyelipkan keris baik di depan maupun di belakang, sementara perempuan memakai pakain baju kebaya atau lambung.
Sebagian peserta dalam prosesi ini biasanya membawa beberapa benda seperti hasil kebun, sayuran maupun buah-buahan yang akan bibagikan pada kerabat dan tetangga mempelai perempuan nantinya. Pada kalangan bangsawan urutan baris iring-iringan dan benda yang dibawanya memiliki aturan tertentu.
Hingga saat ini Nyongkolan masih tetap dapat ditemui di Lombok, iring-iringan yang menarik masyarakat untuk menonton karena suara gendangnya ini biasanya diadakan selepas dhuhur di akhir pekan. apabila anda melakukan perjalanan antar kota do Lombok, maka bersiaplah untuk menghadapi kemacetan insidental akibat Nyongkolan yang dapat anda temui sepanjang jalan, apabila di kahir pekan tersebut banyak digelar pernikahan.

2.10.2.       Budaya Ruah Segare
Ruah Segare merupakan suatu tradisi masyarakat pesisir pantai selatan kabupaten Lombok Tengah dengan melaksanakan upacara selamatan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Sang Pencipta atas berkah yang berasal dari lautan dan sekaligus sebagai upacara tolak bala atau mohon keselamatan bagi masyarakat pesisir dimana laut sebagai lahan mata pencaharian mereka.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi4HIiNt25C0WII0x6uPLhxAf0q_0PuuwArrPEH_qE8HHYr1CM69WU6z3BfCZyUv1RGMApuJc6FhWou_AOSIN2eXQ8vPBhIg5lA8nWJRmPf7XApPZwlCi3AqZG7eDdrdSKfcmRrrL7VcAU/s320/ruahsegare.JPG

2.10.3.       Tarung Peresean
Menjelang tujuh belasan biasanya banyak acara-acara agustusan digelar buat meriahkan hari kemerdekaan. Acara yang paling ditunggu-tunggu adalah Tarung Peresean, biasanya tarung ini pastilah helatan pemerintah karena acara ini melibatkan petarung-petarung dari berbagai desa. Peresean adalah pertarungan antara dua orang yang bersenjatakan alat pemukul (sebilah tongkat) dari rotan (penjalin) dengan tameng dari bahan kulit sapi/kerbau.
Peresean juga bagian dari upacara adat di pulau Lombok dan termasuk dalam seni tarian suku sasak. Seni peresean ini menunjukkan keberanian dan ketangkasan seorang petarung (pepadu), kesenian ini dilatar belakangi oleh pelampiasan rasa emosional para raja dimasa lampau ketika mendapat kemenangan dalam perang tanding melawan musuh-musuh kerajaan, disamping itu para pepadu pada peresean ini mereka menguji keberanian, ketangkasan dan ketangguhan dalam bertanding. Yang unik dalam pertarungan ini adalah pesertanya tidak dipersiapkan sebelumnya alias para petarung diambil dari penonton sendiri, artinya penonton saling tantang antar penonton sendiri dan salah satu pemain akan kalah jika kepala atau anggota badan sudah berdarah-darah.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgWc5wVX5kKwlil1FWREts_H5YX7Jn58yNzndQN8sLIL6uNsnCBvink2QlJclhZg1y4EEAd7LyJC82PEtjr2Hd9jHEtiiozvBasBT2XJdPR8Xan3PRYnKrq5ST46xlBUcgFIGSQdp0qccg/s320/tarungperesean.JPG

2.10.4.       Barempok
Barempok adalah suatu tradisi masyarakat petani di Sumbawa Bagian Barat yang menggunakan ikatan padi sebagai alat saling memukul (bertinju) untuk mengungkapkan rasa gembira atas hasil panen yang mereka peroleh.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjV_o6ijH6xOAg0nnyWmJh4uO2ZgXVvfg_409IfBteTDq1Hue_ChJDbNWcNjnpjkMjwc-_QAuPZ53tvPkVX1g8ICdxVPX4BIWH4BtvoGka61tnmj6Y2WgMvJKHM-uY1jbk4vj4XtaU32HI/s1600/barempok.JPG

2.10.5.       Pesta Ponan
Kalangan petani di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat memiliki tradisi unik untuk memohon kesuburan hasil pertanian mereka. Tradisi yang dikenal dengan pesta ponan ini digelar warga setiap datangnya musim tanam. Bahkan tradisi tersebut saat ini akan dimasukan sebagai salah satu kalender wisata Sumbawa.
Tradisi ponan yang diikuti ribuan petani di Kecamatan Moyo Hilir, Kabupaten Sumbawa ini digelar disebuah bukit yang disebut bukit ponan. Di bukit ini terdapat beberapa makam ulama yang dipercaya sebagai nenek moyang warga Sumbawa. Salah satu makam yang paling dikeramatkan warga adalah makam Haji Batu yang terdapat tepat diatas bukit ponan.
Ribuan warga ini datang dengan membawa sesajian berupa enam jenis makanan dan buah-buahan yang digunakan dalam upacara ponan. Seluruh makanan tersebut ditempatkan dalam sebuah altar yang terdapat didalam komplek pemakaman tersebut.
Upacara ponan diawali dengan dzikir dan doa yang dipimpin oleh pemuka adat dan kyai. Usai doa, warga kemudian melakukan ritual membaca pujian kepada seluruh leluhur mereka dalam bahasa Kasanmawa yang kemudian dilanjutkan dengan pembagian makanan keseluruh warga dan ditutup dengan makan bersama.
Uniknya tidak semua makanan dihabiskan, tapi sebagian dibawa pulang, untuk ditebarkan di ladang dan sawah mereka. Mereka percaya makanan keramat ini bisa menyuburkan ladang mereka dan menghindarkan mereka dari segala bencana. "Menurut keyakinan warga, makanan yang dilempar ke sawah akan menyuburkan tanah dan ladang" kata Tokoh Adat, Hatta Jamal.
Tradisi ponan ini hingga saat ini masih terus digelar pada setiap musim tanam. Bahkan rencananya, tradisi ponan ini akan dimasukan dalam kalender wisata Sumbawa.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgX8TgS3EFZDMNtIlcKvq9TqRAuLzIOEStkOFHexcz3bmGGYobUOLNUuPHbRrTUwDmE-KkjTIK4nAua9P1pCmWWnFqnDHDnBIqqTR-d9u5OpvW7vnoT_uJCLFTfaNA4MsbxU6cO0oIXHAU/s320/pacoajara.JPG

2.10.6.       Pacoa Jara
Sebagai daerah penghasil ternak kuda, masyarakat Kab. Bima melestarikan dan membudayakan Pacoa Jara Tradisional atau yang biasa kita kenal dengan pacuan kuda sebagai suatu atraksi budaya yang unik, untuk mengungkapkan rasa kegembiraan menyambut hari – hari besar seperti memperingati HUT Kemerdekaan RI dan Hari Jadi Kabupaten Bima, yang uniknya joki yang digunakan adalah anak-anak usia dibawah 10 tahun namun tidak kalah dibandingkan dengan joki professional.
Pacoa Jara merupakan istilah Dompu untuk pacuan kuda. Pesertanya selain berasal dari Dompu juga datang dari berbagai daerah seperti Bima, Sumbawa, Taliwang, dan Lombok.
Jumlah peserta tahun ini mencapai 511 kuda yang terbagi dalam 12 kelas, mulai dari kelas terendah ‘TK’ (tinggi kuda rata-rata 1,12 centimeter dan berumur di bawah dua tahun) hingga kelas tertinggi ‘C’ (kuda dewasa dengan tinggi rata-rata 1,30 centimeter). Lomba balap kuda ini berlangsung selama seminggu menggunakan sistem gugur tiap kelasnya.
Pacoa Jara di Dompu telah berlangsung secara turun temurun. Meski pacuan kuda kini semakin modern baik dari segi perlombaan maupun keselamatan joki, namun Pacoa Jara tetap bertahan dengan segala budayanya. Tradisi leluhur yang tidak luntur.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEixRKcfdL6CQmEgKP_yKA25WRVeThCgzfAfijcjSvK6BGhU-S5wv4fu7w55ANuZ2ChzqBCM7XjZjprhWn2xCAfTLdJ3XQsDesZ8g7N4devQHjUOyjPPqrU2WbCtjysE2CBFe6EGzqwEhUE/s320/1.JPG
Perkampungan Orang Sasak
Rumah-rumah yang ada di Sasak sangat berbeda dengan orang-orang Bali. Di dataran, rumah orang Sasak cenderung luas dan melintang. Desa-desa di gunung terpencil tertata rapi dan mengikuti perencanaan yang pasti. Di bagian utara, tata ruang desa-desa pegunungan yang ideal terdiri atas dua baris rumah (bale), dengan sederet lumbung padi di satu sisi. Dan di antara rumah-rumah ada sederet balai bersisi terbuka (beruga) dibagun di atas enam tiang. Bagunan lain di desa adalah rumah besar (bale bele) milik para pejabat keagamaan, yang konon didiami arwah leluhur yang sakti. Semtara makam leluhur yang sebenarnya merupakan rumah-rumah kayu dan bambu kecil dibangun di atasnya.
Sebenarnya diberbagai bagian Indonesia, rumah Sasak tidak berjendela dan gelap. Digunakan terutama untuk memasak, tidur, dan penyimpanan pusaka masyarakat menghabiskan sangat sedikit waktu di dalam rumah sepanjang hari. Balai terbuka menyediakan panggung tempat duduk untuk kegiatan sehari-hari dan hubungan sosial. Balai juga digunakan untuk tidur dan untuk upacara: jenazah diletakan disini sebelum dipindahkan ke pekuburan.
Di desa-desa bagian selatan, panggung di bawah lumbung padi berperan sama dengan balai. Di bagian utara (tidak semua desa di utara memiliki lumbung padi). Ada empat jenis dasar lumbung dengan ukuran yang berbeda-beda. Yang paling besar biasanya milik orang kaya atau keturunan bangsawan. Semua, kecuali jenis lumbung padi kecil, memiliki panggung di bawah.
a. Lumbung Padi
Lumbung Padi Suku Sasak
Lumbung Padi Suku Sasak
lumbung padi menjadi ciri pembeda arsitektur suku Sasak. Bangunan itu dinaikan pada tiang-tiang dengan cara khas Austronesia dan memakai atap berbentuk  “topi” yang tidak lazim, ditutup dengan ilalang. Empat tiang besar menyangga tiang balok melintang di bagian atas, tempat kerangka, atap penopang dengan kaso bambu bersandar.
Satu-satunya bukaan adalah sebuah lubang persegi kecil yang terletak tinggi di atas ujung sopi-sopi, yang merupakan tempat penyimpanan  padi hasil panen. Piringan kayu yang besar (jelepreng) disusun di atas puncak tiang dasar untuk mencegah hewan pengerat mencapai tempat penyimpanan padi.
Rumah Adat Suku Sasak
Rumah Adat Suku Sasak
b. Rumah
Rumah orang Sasak, yang berdenah persegi, tidak lazim dibandingkan dengan bentuk arsitektur asli daerah lain. Dalam hal ini di dalamnya tidak disangga oleh tiang-tiang. Bubungan atap curam dengan atap jerami berketebalan kurang lebih 15 cm, menganjur ke dinding dasar yang menutup panggung setinggi sekitar satu meter setengah terbuat dari campuran lumpur, kotoran kerbau, dan jerami yang permukaannya halus dan dipelitur. Perlu tiga atau empat langkah untuk mencapai ke rumah bagian dalam (dalam bale) di atas panggung ini, yang ditutup dinding anyaman bambu, dan sering kali dilengkapi dengan daun pintu ganda yang diukir halus.
Anak laki-laki tidur di panggung di luar dalam bale; anak perempuan di dalamnya. Rumah bagian dalam berisi tungku di sisi sebelah kanan. Dengan rak untuk mengeringkan jagung di atasnya. Di sisi sebelah kiri dibagi untuk kamar tidur bagi para anggota rumah tangga, berisi sebuah rumah tidur dengan rak langit-langit untuk menyimpan benda-benda pusaka dan berharga di atasnya. Bagian ini merupakan tempat untuk melahirkan anak. Kayu bakar disipan di bagian belakang rumah, di bawah panggung.
Mesjida Suku Sasak
Mesjida Suku Sasak
c. Masjid Wetu Telu
Sebanyak kurang lebih 28.000 orang Sasak taat pada bentuk sinkretis islam yang ditunjukan dalam Wetu Telu, yang menggabungkan hindu dan kepercayaan animisme asli. Masjid Wetu Telu sering dibangun dengan gaya asli dari kayu dan bambu, serta atap terbuat dari alang-alang atau sirap bambu. Dengan bentuk denah persegit empat dan atap piramid tumpang yang di sangga dengan empat tiang, apabila diperhatikan maka akan terlihat mirip dengan masjid lama Ternate dan Tidore.
Kesenian Tradisional
Hingga saat ini di Lombok yang terkenal suku Sasak memiliki berbagai macam budaya daerah.Merupakan aset daerah yang perlu dilestarikan sebagai peninggalan nenek moyang. Kebudayaan Sasak bukan hanya milik Lombok, melainkan sudah termasuk ke dalam kebudayaan Indonesia. Berikut adalah beberapa kebudayaan yang masih berkembang di suku Sasak.
a. Bau Nyale
Bau Nyale adalah sebuah legenda dan bernilai sakral tinggi bagi suku Sasak. Tradisi ini diawali oleh kisah seorang putri Raja Tonjang Baru yang sangat cantik bernama Putri Mandalika. Karena kecantikannya itu, para putra raja memperebutkan untuk meminangnya. Jika salah satu putra raja ditolak pinangannya, maka akan timbul peperangan. Sang Putri Mandalika mengambil keputusan: pada tanggal 20 bulan kesepuluh ia menceburkan diri ke laut lepas. Dipercaya oleh masyarakat hingga kini bahwa Nyale adalah jelmaan dari Putri Mandalika. Nyale adalah sejenis binatang laut berkembang biak dengan bertelur, perkelaminan antara jantan dan betina. Upacara ini diadakan setahun sekali.
Bagi masyarakat Sasak, nyale dipergunakan untuk bermacam-macam keperluan seperti santapan (emping nyale), ditaburkan ke sawah untuk kesuburan padi, lauk-pauk, obat kuat, dan lainnya yang bersifat magis sesuai dengan keyakinan masing-masing. Upacara Rebo Bontong dimaksudkan untuk menolak bala (bencana atau penyakit). Dilaksanakan setahun sekali tepat pada hari Rabu minggu terakhir bulan Safar.
Menurut kepercayaan masyarakat Sasak, hari Rebo Bontong merupakan puncak terjadi Bala (bencana atau penyakit). Sehingga sampai sekarang masih dipercaya untuk memulai suatu pekerjaan tidak diawali pada hari Rebo Bontong. Rebo dan Bontong berarti “putus” sehingga bila diberi awalan pe menjadi “pemutus”. Upacara Rebo Bontong ini sampai sekarang masih tetap dilaksanakan oleh masyarakat di Kecamatan Pringgabaya.
b. Slober
Kesenian slober adalah alat musik tradisional Lombok yang tergolong cukup tua. Alat-alat musiknya sangat unik dan sederhana. Terbuat dari pelepah enau dengan panjang 1 jengkal dan lebar 3 cm. Kesenian slober didukung juga dengan peralatan yang lainnya yaitu gendang, petuq, rincik, gambus, seruling. Nama slober diambil dari salah seorang warga desa Pengadangan Kecamatan Pringgasela yang bernama Amaq Asih alias Amaq Slober. Kesenian ini salah satu kesenian yang masih eksis sampai saat ini yang biasanya dimainkan pada setiap bulan purnama.
c. Lomba Memaos
Lomba Memaos atau lomba membaca lontar merupakan lomba menceritakan hikayat kerajaan masa lampau. Satu kelompok pepaos terdiri dari 3-4 orang: satu orang sebagai pembaca, satu orang sebagai pejangga, dan satu orang sebagai pendukung vokal. Tujuan pembacaan cerita ini untuk mengetahui kebudayaan masa lampau dan menanamkan nilai-nilai budaya pada generasi penerus.
Tarung Paresean
Tarung Paresean | Foto dari: Tropenmuseum
d. Periseian
Periseian (Presean) adalah kesenian beladiri yang sudah ada sejak zaman kerajaan-kerajaan kuno di Lombok. Awalnya adalah semacam latihan pedang dan perisai sebelum berangkat ke medan pertempuran. Pada perkembangannya hingga kini, senjata yang dipakai berupa sebilah rotan dengan lapisan aspal dan pecahan kaca yang dihaluskan. Sedangkan perisai (ende) terbuat dari kulit lembu atau kerbau. Setiap pemain atau pepadu dilengkapi dengan ikat kepala dan kain panjang.

Perisean | Foto dari: ANTARA/Ali Anwar/Koz
Perisean | Foto dari: ANTARA/Ali Anwar/Koz
Kesenian ini tak lepas dari upacara ritual dan musik yang membangkitkan semangat untuk berperang. Pertandingan akan dihentikan jika salah satu pepadu mengeluarkan darah atau dihentikan oleh juri. Walau perkelahian cukup seru bahkan tak jarang terjadi cidera hingga mengucurkan darah di dalam arena, tetapi di luar arena para pepadu menjunjung tinggi sportivitas dan tidak ada dendam di antara mereka. Inilah pepadu Sasak. Festival periseian diadakan setiap tahun di Kabupaten Lombok Timur dan diikuti oleh pepadu sepulau Lombok.
e. Begasingan
Begasingan merupakan salah satu permainan yang mempunyai unsur seni dan olahraga, permainan yang tergolong cukup tua di masyarakat Sasak. Begasingan ini berasal dari dua suku kata, yaitu gang dan sing; gang artinya “lokasi”, sing artinya “suara”. Seni tradisional ini mencerminkan nuansa kemasyarakatan yang tetap berpegangan kepada petunjuk dan aturan yang berlaku di tempat permainan. Nilai-nilai yang berkembang di dalamnya selalu mengedepankan rasa saling menghormati dan rasa kebersamaan yang cukup kuat serta utuh dalam melaksanakan suatu tujuan di mana selalu menjunjung tinggi nilai-nilai luhur. Permainan ini biasanya dilakukan semua kelompok umur dan jumlah pemain tergantung kesepakatan kedua belah pihak di lapangan.
f. Bebubus Batu
Bebubus Batu masih dilaksanakan di Dusun Batu Pandang, Kecamatan Swela. Bebubus Batu berasal dari kata bubus, yaitu sejenis ramuan obat terbuat dari beras dan dicampur dengan berbagai jenis tumbuh-tumbuhan, dan batu, yakni batu tempat untuk melaksanakan upacara yang dikeramatkan oleh masyarakat setempat. Prosesi acara ini dipimpin oleh pemangku yang diiringi oleh kiai. Penghulu dan seluruh warga dengan menggunakan pakaian adat membawa sesajen (dulang) serta ayam yang akan dipakai untuk melaksanakan upacara. Upacara Bebubus Batu dilaksanakan setiap tahunnya yang dimaksudkan adalah untuk meminta berkah kepada Sang Pencipta.
g. Tandang Mendet
Tandang Mendet merupakan tarian perang. Tari ini telah ada sejak zaman kejayaan Kerajaan Selaparang yang menggambarkan keprajuritan. Tarian ini dimainkan oleh belasan orang yang berpakaian lengkap dengan membawa tombak, tameng, kelewang (pedang bersisi tajam satu), dan diiringi dengan gendang beleq serta syair-syair yang menceritakan tentang keperkasaan dan perjuangan. Tarian ini masih dilaksanakan di Sembalun.
h. Sabuk Belo
Sabuk Belo adalah sabuk yang panjangnya 25 meter dan merupakan warisan turun temurun masyarakat Lombok khususnya yang berada di Lenek Daya. Sabuk Belo biasanya dikeluarkan pada saat peringatan Maulid Bleq bertepatan dengan 12 Rabiul Awal tahun Hijriah. Upacara pengeluaran Sabuk Bleq ini diawali dengan mengusung keliling kampung secara bersama-sama yang diiringi dengan tetabuhan gendang beleq yang dilanjutkan dengan praja mulud dan diakhiri dengan memberi makan kepada berbagai jenis makhluk. Menurut kepercayaan masyarakat setempat, upacara ini dilakukan sebagai simbol ikatan persaudaraan, persahabatan, persatuan dan gotong royong serta rasa kasih sayang di antara makhluk Tuhan.
i. Gendang Beleq
Gendang Beleq merupakan pertunjukan ensembel dengan alat perkusi gendang besar memainkan peran utamanya. Ada dua buah jenis gendang beleq, yaitu gendang mama (laki-laki) dan gendang nina (perempuan), berfungsi sebagai pembawa dinamika. Sebuah gendang kodeq (gendang kecil), dua buah reog sebagai pembawa melodi (yang satu reog mama, terdiri atas dua nada; dan reog nina, yakni perembak beleq yang berfungsi sebagai alat ritmis). Delapan buah perembak kodeq (paling sedikit enam buah dan paling banyak sepuluh, berfungsi sebagai alat ritmis), sebuah petuk sebagai alat ritmis, sebuah gong besar sebagai alat ritmis, sebuah gong penyentak sebagai alat ritmis, sebuah gong oncer sebagai alat ritmis, dan dua buah bendera maerah atau kuning yang disebut lelontek.
Menurut cerita, gendang beleq dulu dimainkan bila ada pesta-pesta kerajaan. Bila terjadi perang berfungsi ia sebagai komandan perang, sedang copek sebagai prajuritnya. Bila datu (raja) ikut berperang, maka payung agung akan digunakan. Sekarang, fungsi payung ini ditiru dalam upacara perkawinan.
Gendang Beleq dapat dimainkan sambil berjalan atau duduk. Komposisi musiknya bila dilakukan dalam keadaan berjalan maka memunyai aturan tertentu; berbeda dengan posisi duduk yang tidak memunyai aturan. Pada waktu dimainkan, pembawa gendang beleq akan memainkannya sambil menari, demikian juga pembawa petuk, copek, dan lelontok.
Struktur Masyarakat
Masyarakat Sasak dipandang sebagai penduduk asli Pulau Lombok. Mereka mengenal suatu pelapisan atau penggolongan masyarakat. Secara sosial-politik, masyarakat Sasak dapat digolongkan ke dalam dua tingkatan utama, yaitu golongan bangsawan yang lazim disebut perwangsa dan golongan masyarakat kebanyakan yang disebut jajar karang atau bangsa Ama.
Golongan perwangsa terbagi atas dua tingkatan, yaitu bangsawan penguasa dan bangsawan rendahan. Para bangsawan penguasa atau perwangsa menggunakan gelar datu. Penyebutan untuk kaum laki-laki golongan ini adalah raden dan perempuan bangsawannya dipanggil denda. Jika kelompok raden telah mencapai usia cukup dewasa dan ditunjuk untuk menggantikan kedudukan ayahnya, mereka berhak memakai gelar datu. Perubahan gelar itu dilakukan setelah melalui upacara tertentu.
Para Petinggi Suku Sasak abad 19 | Foto dari: Tropenmuseum
Para Petinggi Suku Sasak abad 19 | Foto dari: Tropenmuseum
Bangsawan rendahan atau triwangsa menggunakan gelar lalu untuk para lelaki dan baiq untuk para perempuan. Tingkatan terakhir disebut jajar karang, panggilan untuk laki-laki adalah loq dan perempuannya adalah le. Golongan pertama dan kedua lazim disebut permenak.
Sesuai dengan statusnya, golongan permenak di samping lebih tinggi daripada jajar karang, merupakan penguasa sekaligus pemilik sumber daya lahan pertanian yang luas. Ketika dinasti Karangasem Bali berkuasa di Lombok, golongan permenak hanya menduduki jabatan sebagai pembekel di daerah berpenduduk Sasak.
Masyarakat Sasak memberikan penghormatan kepada golongan permenak berdasarkan ikatan tradisi turun-temurun dan berdasarkan ikatan budaya Islam. Landasan pelapisan sosial masyarakat Sasak mengikuti garis keturunan lelaki (patrilineal).
Dalam alam kepercayaan, masyarakat Lombok mengenal tiga kelompok agama yang dianut oleh kalangan orang Sasak, yaitu kelompok Boda, Waktu Telu, dan Islam. Kelompok Boda dalam bentuk komunitas kecil berdiam di pegunungan utara dan di jajaran lembah pegunungan selatan Lombok. Kelompok Boda adalah orang-orang Sasak yang dari segi kesukuan, budaya, dan bahasa menganut kepercayaan menyembah berhala. Mereka menyingkir ke daerah pegunungan dalam upaya melepaskan diri atau menghindari islamisasi di Lombok.
Nama Waktu Telu diberikan kepada penganut kepercayaan yang beribadah tiga kali pada bulan puasa, yaitu sembahyang Magrib, Isya, dan Subuh. Di luar bulan puasa, mereka dalam seminggu hanya sekali melakukan ibadah, yaitu pada hari Kamis dan Jumat, saat waktu Asar. Urusan ibadah salat dan puasa diserahkan kepada pemimpin agama mereka, yaitu para kiai dan penghulu.
Pada hari-hari tertentu penduduk memberi sedekah kepada pemimpin agamanya. Mereka hanya menunaikan tugas yang diberikan oleh para kiai. Semua kiai Waktu Telu tidak melaksanakan zakat dan naik haji. Daerah-daerah penganut Waktu Telu meliputi Bayan dan Tanjung di Lombok Barat, dataran tinggi Sembalun dan Suranadi di Lombok Timur, dan Pujut di Lombok Tengah.
Desa Suku Sasak | Foto dari: ANTARA/Ali Anwar/Koz
Desa Suku Sasak | Foto dari: ANTARA/Ali Anwar/Koz
Hubungan kekerabatan masyarakat Sasak walau terkesan bilateral, lebih menganut pola patrilineal. Pola kekerabatan itu disebut Wiring Kadang yang mengatur hak dan kewajiban warga. Unsur-unsur kekerabatan itu meliputi ayah, kakek, saudara laki-laki ayah (paman), anak lelaki saudara lelaki ayah (sepupu), dan anak-anak mereka. Warga kelompok Wiring Kadang mengemban tanggung jawab terhadap masalah keluarga, yang terutama terlihat pada saat persiapan penikahan salah seorang anggota kerabat. Masalah warisan dan pengaturannya menjadi hak mereka.
Harta warisan biasanya disebut pustaka yang mengandung nilai-nilai luhur dan berbentuk seperti tanah, rumah, dan benda-benda lainnya yang dianggap keramat. Benda-benda keramat itu, antara lain, berupa pakaian, keris, dan permata. Orang-orang Bali di Lombok juga memiliki pola kekerabatan yang serupa dan disebut purusa. Garis keturunan mereka berdasarkan pada garis ayah. Seperti pada masyarakat Sasak, pola pewarisan mereka disebut pusaka.
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, kehidupan masyarakat Sasak lebih banyak mengemban kewajiban terhadap kekuasaan kerajaan. Walau di sejumlah desa, seperti Praya dan Sakra, memiliki hak perdikan, yaitu bebas dari pungutan pajak. Namun, kewajiban apati getih, yaitu ikut serta dalam peperangan kerajaan tetap harus dipenuhi. Kerajaan memberikan hak itu berkenaan dengan jasa mereka yang telah membantu dalam memenangkan peperangan.
Kehidupan petani pada umumnya selalu berada di bawah “penindasan” para bangsawan dan pejabat kerajaan. Banyak lahan pertanian mereka yang diambil alih oleh raja melalui hak sita komunal sebelumnya. Banyak tanah yang tidak memiliki ahli waris menjadi milik kerajaan. Selain itu, tuntutan kerja wajib menjadikan para bangsawan tidak jarang secara sewenang-wenang mengambil putra-putri mereka untuk menjadi pekerja dan pelayan.
Padahal di lahan pertanian para petani sangat membutuhkan tenaga putra-putri mereka. Para petani menjual hasil pertanian kepada para pedagang di bawah syahbandar dan sebaliknya mereka memperoleh barang kebutuhan lainnya dari jalur perdagangan itu pula. Kekuasaan kerajaan sangat memengaruhi kehidupan masyarakat perdesaan.

Sumber Rujukan:
Budiwanti, Erni. 2000. Islam Sasak: Wetu Telu Versus Waktu Lima. Yogyakarta: PT LKiS Pelangi Aksara.
Poesponegoro, Marwati Djoened dan Nugroho Botosusanto. 2008. Sejarah Nasional Indonesia IV: Kemunculan Penjajahan di Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Waterson, Roxana. 2002. Indonesian Heritage; Rumah dan Lumbung Padi Orang Sasak: Arsitektur. Jakarta: Buku Antar Bangsa.
Jaelani. 2007. “Menelusuri Asal usul Suku Sasak”. [Online]. Terdapat di. http://lalumuhamadjaelani.wordpress.com/2007/12/13/menelusuri-asal-usul-suku-sasak/. [07/07/2010]
…………… 2007. “Atraksi Budaya Suku Sasak”. [online]. Terdapat di. http://www.sasak.org/arsip/seni-budaya/165-atraksi-budaya-suku-sasak.html. [07/07.2010]
………………. 2007. “Sejarah Kebudayaan Masyarakat Sasak”. [Online]. Terdapat di.  http://blogs.myspace.com/index.cfm?fuseaction=blog.view&friendId=115093975&blogId=326733396. [07/-07/2010]